Sabtu, 06 Juni 2015

Wisata Kota Cirebon




Cirebon adalah salah satu kota tertua di Pulau Jawa. Anda dapat mengunjungi sejumlah tempat wisata di Cirebon dengan kekayaan historis dan pesona kebudayaan masa lampaunya yang menarik. Sebagai salah satu kota tua di Pulau Jawa yang berdiri sejak 2 April 1482 ketika Sunan Gunung Jati menyatakan bahwa Cirebon lepas dari kerajaan Sunda Pajajaran, Cirebon pernah menjadi pusat peradaban Islam di Nusantara.
Secara geografis, Cirebon terletak di jalur sibuk antara wilayah Barat dan Timur pulau Jawa. Inilah potensi geografis yang menjadikan Cirebon sebagai jalur distribusi ekonomi dan pertanian yang strategis. Cirebon saat ini berkembang dengan pesat, dengan kondisi infrastruktur yang memadai dan membaik hari demi hari. Anda akan sangat mudah menjangkau berbagai tempat wisata Cirebon yang menarik untuk dikunjungi. Tersedia banyak taksi, angkot, hingga becak yang siap mengantarkan Anda untuk mengelilingi kota Cirebon. Menikmati kuliner Cirebon adalah salah satu kegiatan wisata yang sayang untuk dilewatkan selain pula membeli batik Cirebonan yang terkenal itu di Kampung Batik Trusmi.


1. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

 

 

Inilah masjid agung di Cirebon, terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan, persis bersebelahan dengan alun-alun keraton. Masjid agung ini pada awalnya bernama Masjid Pakungwati, mengikuti nama keraton yang dahulu bernama Keraton Pakungwati. Inilah juga masjid yang dibangun oleh para wali pada masa Sunan Gunung Jati memerintah sebagai sultan pertama di Kesultanan Cirebon. Pada lokasi mihrab, terdapat tiga buah batu tegel lantai khusus yang dulu dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah landmark yang menarik di Cirebon, dengan sembilan pintu yang menyimbolkan Wali Songo. Pintu masuk ke bangunan utamanya yang sungguh kecil membuat Anda harus membungkuk untuk masuk, inilah filosofi penghormatan untuk masuk ke rumah Allah. Konon, Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah pasangan dari Masjid Agung di Demak. Di masa ketika pembangunan Masjid Agung Demak dilakukan, Sunan Gunung Jati meminta izin untuk membangun pasangannya di Cirebon.


2. Keraton Kanoman

 

 

Keraton Kanoman pada awalnya adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon yang dalam perjalanan kesultanan akhirnya terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Dibangun oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada tahun 1588, Keraton Kanoman ini adalah salah satu tonggak sejarah kota Cirebon dan perkembangan Islam di Cirebon.
Di keraton ini, terdapat museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah, seperti Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana. Kereta Paksi Naga Liman memiliki dua sayap di kanan kiri. Inilah simbol paksi atau burung atau buroq yang mewakili kebudayaan Islam. Badan serta wajah kereta mirip naga bertanduk (China), tetapi memiliki belalai seperti gajah (Hindu). Di keraton ini, juga akan Anda jumpai piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding. Di masa lampau, akulturasi kebudayaan dunia terjadi di Cirebon.
Untuk sampai di tempat wisata Cirebon yang satu ini, Anda harus menyusuri pasar kanoman hingga akhirnya menemukan keraton. Anda akan dikenakan biaya masuk Keraton Kanoman sebesar Rp 5 ribu per orang.


3. Kerajinan Batik Trusmi

 

 


Inilah sentra produksi batik di Cirebon, berlokasi di desa Trusmi Plered. Batik Trusmi adalah pula salah satu ikon batik dalam koleksi kain nasional. Nama Trusmi adalah nama seorang tokoh yang konon merupakan murid dari Sunan Gunung Jati, yaitu Ki Gede Trusmi, yang mengajarkan Islam kepada penduduk sekaligus cara membatik.
Jika Anda datang ke tempat batik Cirebon ini, Anda akan dapat menemukan jenis batik pesisir dan batik keraton. Hal ini terkait erat dengan eksistensi dua buah keraton di Cirebon, yakni Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi, diantaranya seperti motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain.
Produksi batik Cirebonan terdiri dari batik Tulis, batik Cap, dan batik kombinasi tulis cap. Tempat wisata di Cirebon yang satu ini adalah salah satu yang disukai oleh banyak wisatawan yang ingin berburu batik Cirebon dengan harga yang lebih murah dan berkualitas.

 


 

0 komentar:

Posting Komentar