Cirebon adalah salah satu kota tertua di Pulau Jawa. Anda dapat mengunjungi sejumlah tempat wisata di Cirebon
dengan kekayaan historis dan pesona kebudayaan masa lampaunya yang
menarik. Sebagai salah satu kota tua di Pulau Jawa yang berdiri sejak 2
April 1482 ketika Sunan Gunung Jati menyatakan bahwa Cirebon lepas dari
kerajaan Sunda Pajajaran, Cirebon pernah menjadi pusat peradaban Islam
di Nusantara.
Secara geografis, Cirebon terletak di jalur sibuk antara wilayah Barat dan Timur
pulau Jawa. Inilah potensi geografis yang menjadikan Cirebon sebagai
jalur distribusi ekonomi dan pertanian yang strategis. Cirebon saat ini
berkembang dengan pesat, dengan kondisi infrastruktur yang memadai dan
membaik hari demi hari. Anda akan sangat mudah menjangkau berbagai
tempat wisata Cirebon
yang menarik untuk dikunjungi. Tersedia banyak taksi, angkot, hingga
becak yang siap mengantarkan Anda untuk mengelilingi kota Cirebon.
Menikmati kuliner Cirebon adalah salah satu kegiatan wisata yang sayang
untuk dilewatkan selain pula membeli batik Cirebonan yang terkenal itu
di Kampung Batik Trusmi.
1. Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Inilah masjid agung di Cirebon, terletak di dalam kompleks Keraton
Kasepuhan, persis bersebelahan dengan alun-alun keraton. Masjid agung
ini pada awalnya bernama Masjid Pakungwati, mengikuti nama keraton yang
dahulu bernama Keraton Pakungwati. Inilah juga masjid yang dibangun oleh
para wali pada masa Sunan Gunung Jati memerintah sebagai sultan pertama
di Kesultanan Cirebon. Pada lokasi mihrab, terdapat tiga buah batu
tegel lantai khusus yang dulu dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan
Bonang, dan Sunan Kalijaga.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah landmark yang menarik di Cirebon,
dengan sembilan pintu yang menyimbolkan Wali Songo. Pintu masuk ke
bangunan utamanya yang sungguh kecil membuat Anda harus membungkuk untuk
masuk, inilah filosofi penghormatan untuk masuk ke rumah Allah. Konon,
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah pasangan dari Masjid Agung di Demak.
Di masa ketika pembangunan Masjid Agung Demak dilakukan, Sunan Gunung
Jati meminta izin untuk membangun pasangannya di Cirebon.
2. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman pada awalnya adalah pusat peradaban Kesultanan
Cirebon yang dalam perjalanan kesultanan akhirnya terpecah menjadi
Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton
Keprabon. Dibangun oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran
Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada tahun 1588, Keraton
Kanoman ini adalah salah satu tonggak sejarah kota Cirebon dan
perkembangan Islam di Cirebon.
Di keraton ini, terdapat museum yang menyimpan berbagai benda
bersejarah, seperti Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana.
Kereta Paksi Naga Liman memiliki dua sayap di kanan kiri. Inilah simbol
paksi atau burung atau buroq yang mewakili kebudayaan Islam. Badan serta
wajah kereta mirip naga bertanduk (China), tetapi memiliki belalai
seperti gajah (Hindu). Di keraton ini, juga akan Anda jumpai
piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding. Di
masa lampau, akulturasi kebudayaan dunia terjadi di Cirebon.
Untuk sampai di tempat wisata Cirebon yang satu ini, Anda harus
menyusuri pasar kanoman hingga akhirnya menemukan keraton. Anda akan
dikenakan biaya masuk Keraton Kanoman sebesar Rp 5 ribu per orang.
3. Kerajinan Batik Trusmi
Inilah sentra produksi batik di Cirebon, berlokasi di desa Trusmi
Plered. Batik Trusmi adalah pula salah satu ikon batik dalam koleksi
kain nasional. Nama Trusmi adalah nama seorang tokoh yang konon
merupakan murid dari Sunan Gunung Jati, yaitu Ki Gede Trusmi, yang
mengajarkan Islam kepada penduduk sekaligus cara membatik.
Jika Anda datang ke tempat batik
Cirebon ini, Anda akan dapat menemukan jenis batik pesisir dan batik
keraton. Hal ini terkait erat dengan eksistensi dua buah keraton di
Cirebon, yakni Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon
berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik
Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian
masyarakat desa Trusmi, diantaranya seperti motif Mega Mendung,
Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa
Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung
Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain.
Produksi batik Cirebonan terdiri dari batik Tulis, batik Cap, dan
batik kombinasi tulis cap. Tempat wisata di Cirebon yang satu ini adalah
salah satu yang disukai oleh banyak wisatawan yang ingin berburu batik
Cirebon dengan harga yang lebih murah dan berkualitas.
0 komentar:
Posting Komentar