Selasa, 02 Juni 2015

Wisata Kota Semarang



Lawang Sewu Semarang merupakan salah satu objek wisata sejarah di Semarang yang menghadirkan keindahan arsitektural bangunan yang unik. Bangunan peninggalan masa lampau ini mampu menyuguhkan sebuah pemandangan yang disukai banyak kalangan, terutama para penikmat fotografi.
Lebih dari sekedar itu, Lawang Sewu adalah pula salah satu tempat bersejarah saat masa perang kemerdekaan Indonesia. Sisi menarik bangunan ini terletak pada riwayatnya, rancang arsitektural, hingga sejumlah kisah bernuansa mistis. Anda dapat menjumpai Lawang Sewu di kawasan Bundaran Tugu Muda, kota Semarang, Jawa Tengah.
Riwayat Lawang Sewu Semarang dimulai sejak tahun 1904 yang merupakan fase awal pembangunan bangunan tersebut dan terselesaikan 3 tahun kemudian. Rancangan bangunan dibuat oleh dua orang Belanda yang bernama B.J. Quendag dan J.F. Klinkhamer. Cetak biru denah bangunan Lawang Sewu ini ditandatangani pada tahun 1903 di Amsterdam.




Di awal permulaan, bangunan ini diperuntukkan sebagai kantor pusat NIS (Nederlands-IndischeSpoorwegMaatschappij), yakni perusahaan kereta api milik kolonial Belanda. Setelah Indonesia merdeka, PT. Kereta Api Indonesia yang dulu bernama Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia sempat menggunakan bangunan tersebut sebagai kantor. Dua instansi pemerintah lainnya juga pernah berkantor di sini, yakni Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah dan Kantor Badan Prasarana Kodam IV/Diponegoro.
Pada masa itu dan hingga kini, masyarakat Semarang menyebut bangunan tersebut sebagai “Lawang Sewu” karena memiliki pintu yang  banyak. Dalam bahasa Jawa, “lawang” berarti pintu dan “sewu” berarti seribu. Secara harfiah, berarti pintu seribu. Tetapi sesungguhnya pintu bangunan ini tidaklah berjumlah seribu. Jika Anda mengunjungi bangunan unik di Semarang ini, Anda dapat menyaksikan betapa banyaknya jendela berukuran lebar dan tinggi yang melekat pada bangunan. Jendela-jendela inilah yang kemudian oleh masyarakat lokal dipersepsikan pula sebagai pintu.
Lawang Sewu Semarang juga memiliki nilai historis. Bangunan tua ini pernah menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang dan merupakan lokasi pertempuran antara Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kidobutai dan Kempetai Jepang. Inilah sebab pemerintah lokal memasukkan bangunan tua tersebut sebagai salah satu bangunan bersejarah di Semarang yang harus dilindungi. Bangunan Lawang Sewu telah selesai dipugar dan direvitalisasi pada tahun 2011 lalu.

0 komentar:

Posting Komentar